BangkaBelitungPos
Senin, September 29, 2025
  • Home
  • Regional
  • Nasional
  • Politik
  • Ekbis
  • Internasional
  • Lifestyle
    • All
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Travel
    Bahaya Minum Fresh Milk Setiap Hari, Apa yang Harus Diwaspadai?

    Bahaya Minum Fresh Milk Setiap Hari, Apa yang Harus Diwaspadai?

    Cara Mudah Belajar Berenang: Teknik Pernafasan dan Gerakan Dasar

    Cara Mudah Belajar Berenang: Teknik Pernafasan dan Gerakan Dasar

    Rahasia di Balik Anjuran Minum Sambil Duduk Menurut Islam dan Medis

    Rahasia di Balik Anjuran Minum Sambil Duduk Menurut Islam dan Medis

    Apa Itu Experiential Lifestyle? Tren Gaya Hidup Generasi Milenial dan Gen Z

    Apa Itu Experiential Lifestyle? Tren Gaya Hidup Generasi Milenial dan Gen Z

    Aplikasi Fitness Tracker, Asisten Pintar untuk Gaya Hidup Sehat

    Aplikasi Fitness Tracker, Asisten Pintar untuk Gaya Hidup Sehat

    Panduan Diet Mediterania: Menu Sehat ala Italia, Yunani, dan Spanyol

    Panduan Diet Mediterania: Menu Sehat ala Italia, Yunani, dan Spanyol

    Koleksi Perak, Tren Kekinian dalam Mengelola Aset

    Koleksi Perak, Tren Kekinian dalam Mengelola Aset

    Melihat Karakter dari Tanda Tangan: Benarkah Bisa Ungkap Kepribadian?

    Melihat Karakter dari Tanda Tangan: Benarkah Bisa Ungkap Kepribadian?

    Jenis Pompa ASI dan Cara Memilih yang Tepat untuk Ibu Menyusui

    Jenis Pompa ASI dan Cara Memilih yang Tepat untuk Ibu Menyusui

    5 Tren Bacaan Paling Populer 2025, Literasi di Era Digital dan Gaya Hidup Modern

    5 Tren Bacaan Paling Populer 2025, Literasi di Era Digital dan Gaya Hidup Modern

    Trending Tags

No Result
View All Result
  • Home
  • Regional
  • Nasional
  • Politik
  • Ekbis
  • Internasional
  • Lifestyle
    • All
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Travel
    Bahaya Minum Fresh Milk Setiap Hari, Apa yang Harus Diwaspadai?

    Bahaya Minum Fresh Milk Setiap Hari, Apa yang Harus Diwaspadai?

    Cara Mudah Belajar Berenang: Teknik Pernafasan dan Gerakan Dasar

    Cara Mudah Belajar Berenang: Teknik Pernafasan dan Gerakan Dasar

    Rahasia di Balik Anjuran Minum Sambil Duduk Menurut Islam dan Medis

    Rahasia di Balik Anjuran Minum Sambil Duduk Menurut Islam dan Medis

    Apa Itu Experiential Lifestyle? Tren Gaya Hidup Generasi Milenial dan Gen Z

    Apa Itu Experiential Lifestyle? Tren Gaya Hidup Generasi Milenial dan Gen Z

    Aplikasi Fitness Tracker, Asisten Pintar untuk Gaya Hidup Sehat

    Aplikasi Fitness Tracker, Asisten Pintar untuk Gaya Hidup Sehat

    Panduan Diet Mediterania: Menu Sehat ala Italia, Yunani, dan Spanyol

    Panduan Diet Mediterania: Menu Sehat ala Italia, Yunani, dan Spanyol

    Koleksi Perak, Tren Kekinian dalam Mengelola Aset

    Koleksi Perak, Tren Kekinian dalam Mengelola Aset

    Melihat Karakter dari Tanda Tangan: Benarkah Bisa Ungkap Kepribadian?

    Melihat Karakter dari Tanda Tangan: Benarkah Bisa Ungkap Kepribadian?

    Jenis Pompa ASI dan Cara Memilih yang Tepat untuk Ibu Menyusui

    Jenis Pompa ASI dan Cara Memilih yang Tepat untuk Ibu Menyusui

    5 Tren Bacaan Paling Populer 2025, Literasi di Era Digital dan Gaya Hidup Modern

    5 Tren Bacaan Paling Populer 2025, Literasi di Era Digital dan Gaya Hidup Modern

    Trending Tags

No Result
View All Result
BangkaBelitungPos
No Result
View All Result
Home Teknologi

Masa Depan AI Memerangi Kanker: Antara Harapan dan Realitas

admin by admin
September 22, 2025
in Teknologi
0
Masa Depan AI Memerangi Kanker: Antara Harapan dan Realitas
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Pandangan bahwa kecerdasan buatan (AI) suatu hari nanti akan bisa menyembuhkan kanker bukan sekadar khayalan teknologi. Baru-baru ini, Sam Altman — CEO dan salah satu pendiri OpenAI — menyatakan dalam blog “Abundant Intelligence” bahwa jika AI terus berkembang sesuai jalurnya dan dengan kapasitas komputasi yang sangat besar (10 gigawatt), teknologi ini memiliki potensi untuk menemukan metode baru memerangi penyakit kanker.

Kata Altman menggema harapan baru: bahwa kecanggihan komputasi di masa depan bisa membuka jalan bagi pengobatan kanker yang selama ini sulit ditebak. Dalam realitas sekarang, AI memang sudah mulai dipakai sebagai alat bantu dalam diagnosis, deteksi dini, dan penelitian terapi baru. Namun, menyebut bahwa AI bisa menyembuhkan kanker dalam arti menyelesaikan semua kasusnya adalah klaim besar yang butuh pembuktian lebih jauh.

RELATED POSTS

AI di Ruang Kelas: Membantu atau Justru Melemahkan Kreativitas Anak?

Starlink Mini: Internet Satelit Portabel yang Bisa Masuk Ransel

Di dunia penelitian medis, tantangan dalam menemukan obat kanker sangat kompleks. Ada banyak jenis kanker, karakteristik sel yang beragam, mekanisme mutasi genetik, serta lingkungan mikro di dalam tubuh yang berbeda-beda setiap pasien. AI harus mampu memahami semua variabel ini dan menghasilkan solusi yang aman, efektif, dan dapat diterapkan manusia. Sampai hari ini, teknologi AI memang sudah membantu mempercepat riset vaksin atau mengusulkan kandidat molekul obat — salah satu contohnya adalah proyek AlphaFold dari DeepMind, yang memetakan struktur protein dan mempercepat riset biologi molekular.

Altman juga menggarisbawahi bahwa rencananya tidak berhenti di ide semata. OpenAI berencana membangun pabrik infrastruktur AI berkualitas tinggi untuk mendukung penelitian skala besar. Mereka juga telah menjalin kerja sama dengan Nvidia dalam investasi pendanaan pusat data multigigawatt yang akan mendukung proyek-proyek AI generasi berikutnya.

Tapi sebelum kita terlalu larut dalam optimisme, perlu diingat bahwa meskipun AI menjanjikan, masih ada rintangan besar di hadapan ilmuwan dan praktisi medis. Inilah beberapa poin yang perlu kita pahami:

Hambatan Besar AI dalam Menyembuhkan Kanker

Pertama, data medis bersifat sangat kompleks dan sensitif. Untuk melatih AI agar “mengerti” kanker, diperlukan data genomik, histologi jaringan, data klinis pasien dalam jumlah besar dan kualitas tinggi. Masalah privasi, regulasi, dan keseragaman data seringkali menjadi hambatan.

Kedua, model AI perlu diuji secara klinis sebelum digunakan pada manusia. Meski AI bisa memberikan prediksi kuat, belum tentu teori itu aman secara medis. Proses uji klinis sering memakan waktu bertahun-tahun, memerlukan uji praklinis, percobaan hewan, dan uji manusia dalam banyak fase.

Ketiga, efek samping dan varian kanker yang berubah-ubah menjadi tantangan. Sel kanker mampu beradaptasi dan mutasi genetik dapat membuat terapi yang efektif sebelumnya menjadi tidak lagi efektif. AI harus selalu mengikuti evolusi sel kanker, yang bukan pekerjaan sederhana.

Keempat, akses dan biaya menjadi aspek praktis yang tidak boleh diabaikan. Teknologi AI canggih memerlukan infrastruktur mahal — data center, komputer dengan daya pemrosesan luar biasa, tenaga ahli bioinformatika — yang kemungkinan besar hanya bisa diakses oleh institusi besar.

Apa yang Sudah Boleh Dibanggakan AI Saat Ini

Meskipun belum bisa “menyembuhkan” kanker secara mutlak, AI sudah memberikan sumbangan nyata dalam berbagai aspek medis:

  • Membantu radiologi mendeteksi tumor lebih akurat dari pencitraan medis (CT scan, MRI).

  • AI digunakan dalam analisis citra sel, memisahkan sel kanker dari sel normal dengan lebih cepat.

  • Membantu peneliti memprediksi senyawa obat yang potensial berdasarkan struktur molekul, sehingga mempercepat fase penelitian.

  • Membantu personalisasi terapi dengan menganalisis profil genetik pasien dan memprediksi respons terhadap obat tertentu.

Dengan demikian, AI tidak berperan sebagai “penyembuh instan”, melainkan sebagai akselerator riset dan alat bantu klinis berpotensi besar.

Harapan dan Etika di Tengah Inovasi

Tercapainya prediksi besar Altman memerlukan kerja sama lintas disiplin: ilmuwan biologi molekular, dokter onkologi, ahli data, bioinformatika, dan regulator kesehatan. Inovasi harus disertai pengawasan etis dan regulasi ketat agar riset yang dilakukan aman dan bermoral.

Diasumsikan suatu hari AI berhasil membantu menyembuhkan kanker, kita juga akan menghadapi pertanyaan etis: siapa yang punya akses terhadap teknologi ini? Apakah hanya negara maju yang dapat menikmatinya? Bagaimana dengan negara berkembang? Pemerataan akses menjadi kunci agar teknologi tidak memperlebar jurang ketidakadilan kesehatan.

Source: Detik
Continue Reading
ShareTweetPin
admin

admin

Related Posts

AI di Ruang Kelas: Membantu atau Justru Melemahkan Kreativitas Anak?

AI di Ruang Kelas: Membantu atau Justru Melemahkan Kreativitas Anak?

September 29, 2025

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini hadir di tengah-tengah kehidupan sehari-hari. Teknologi ini sudah digunakan dalam berbagai bidang, mulai...

Starlink Mini: Internet Satelit Portabel yang Bisa Masuk Ransel

Starlink Mini: Internet Satelit Portabel yang Bisa Masuk Ransel

September 28, 2025

Kebutuhan koneksi internet yang stabil dan cepat tidak lagi terbatas di wilayah perkotaan. Ke mana pun kita pergi — mulai...

Rahasia Foto Fashion Estetik dengan Kamera HP, Cocok untuk Promosi Online

Rahasia Foto Fashion Estetik dengan Kamera HP, Cocok untuk Promosi Online

September 28, 2025

Dunia fashion dan gaya hidup tidak bisa dipisahkan dari kekuatan visual. Pakaian, aksesori, hingga produk lifestyle akan lebih mudah diterima...

Agar HP Tidak Mudah Panas, Begini Cara Menjaga Suhu Smartphone

Agar HP Tidak Mudah Panas, Begini Cara Menjaga Suhu Smartphone

September 26, 2025

Smartphone kini sudah menjadi perangkat penting dalam keseharian, mulai dari bekerja, belajar, hingga hiburan. Namun, salah satu masalah yang sering...

Mobil Listrik Jadi Armada Ojek Online, Hemat Biaya dan Ramah Lingkungan

Mobil Listrik Jadi Armada Ojek Online, Hemat Biaya dan Ramah Lingkungan

September 19, 2025

Industri transportasi online di Indonesia sedang memasuki babak baru. Jika sebelumnya armada ojek online didominasi sepeda motor dan mobil berbahan...

Next Post
Melihat Karakter dari Tanda Tangan: Benarkah Bisa Ungkap Kepribadian?

Melihat Karakter dari Tanda Tangan: Benarkah Bisa Ungkap Kepribadian?

Koleksi Perak, Tren Kekinian dalam Mengelola Aset

Koleksi Perak, Tren Kekinian dalam Mengelola Aset

RECOMMENDED

Gas Bumi Diharapkan Dapat Kurangi Kebutuhan Impor LPG

Gas Bumi Diharapkan Dapat Kurangi Kebutuhan Impor LPG

September 29, 2025
AI di Ruang Kelas: Membantu atau Justru Melemahkan Kreativitas Anak?

AI di Ruang Kelas: Membantu atau Justru Melemahkan Kreativitas Anak?

September 29, 2025

MOST VIEWED

  • Zona Merah, IHSG Dibuka Anjlok 1,3% ke Level 6.208 Pagi Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cendana dan Gaharu di Malaka, Wanginya Tinggal Cerita

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menakjubkan, Air Terjun ini Berada 1.120 Meter di Bawah Perut Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah Manusia Saat ini Telah Menjadi Manusia Berdimensi Tunggal?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kembali Adakan Pengabdian, Dosen STISIP Adakan Pelatihan Jurnalistik dan Tahapan Pembuatan Skripsi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
BangkaBelitungPos

© 2021 bangkabelitungpos.com

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kontak

No Result
View All Result
  • Home
  • Regional
  • Nasional
  • Politik
  • Ekbis
  • Internasional
  • Lifestyle

© 2021 bangkabelitungpos.com